Penguatan Kapasistas Pendidik, 3 SMA di Kecamatan Tidore Utara Gelar MGMP

    MALUKU UTARA - Penguatan kapasitas pendidik menuju digitalisasi sekolah dalam kurikulum prototipe, SMA Negeri 6 Tikep, SMA Negeri 10 Tikep dan SMA Swasta Tododara Maitara, menggelar kegiatan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), tingkat SMA se-Kecamatan Tidore Utara di aula SMA Negeri 6 Tidore Kepulauan (Tikep), Jum'at (7/1/2022).

    Ketua Panitia Azis Din saat ditemui mengatakan, MGMP bertujuan menumbuhkan semangat inovasi guru untuk meningkatkan kemampuan dalam mempersiapkan, melaksanakan dan evaluasi program belajar mengajar, serta mengembangkan kemampuan proses belajar mengajar sehingga dapat menunjang kegiatan pendidikan.

    "Diharapkan melalui kegiatan ini, tenaga pendidik lebih semangat dan berinovasi, kegiatan berlangsung selama 3 hari, " ujarnya.

    "Kegiatan MGMP pada hari ini adalah kerja sama atau kolaborasi 3 SMA yang ada di Kecamatan Tidore Utara, diantaranya SMA Negeri 6 Tikep, SMA Negeri 10 Tikep dan SMA Swasta Tododara Maitara. Dunia sekarang semakin maju dengan teknologi informasi, maka tenaga pendidik harus mampu menyesuaikan, perlunya inovasi apalagi inovasi dalam dunia pendidikan, " ungkapnya.

    Menurur buku kurikulum 2022, berjudul mengenal kurikulum prototipe bagi sekolah dan guru, penyusun Dr.Supangat bahwa Kondisi pandemi dan kritik terhadap kurikulum 2013, yang menjadikan munculnya kurikulum ini.

    Hal ini bisa dilihat salah satunya mata pelajaran informatika yang awalnya bersifat pilihan di Kurikulum 2013, menjadi wajib di kurikulum yang baru dan akan diterapkan mulai dari level SMP, karena kompetensi teknologi merupakan salah satu kompetensi penting yang perlu dimiliki oleh peserta didik pada abad 21 apalagi dimasa pandemi.

    Secara singkat kurikulum prototipe (2022) ini memiliki beberapa karakteristik antara lain:

    1. Pembelajarannya dirancang berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter (iman, taqwa, dan akhlak mulia; gotong royong; kebinekaan global; kemandirian; nalar kritis; kreativitas).

    2. Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.

    3. Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.(Pemaparan Kemendikbud).

    Abdulrahman Kadir, salah satu pemateri menambahkan, kita sebagai tenaga pendidik harus mampu menyesuaikan dengan lajunya perkembangan teknologi informasi.

    Iswan Dukomalamo

    Iswan Dukomalamo

    Artikel Sebelumnya

    Bersih Taman Kota, Pemerintah Kecamatan...

    Artikel Berikutnya

    Pelabuhan Rum Kota Tidore Kepulauan Resmi...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan
    Hendri Kampai: Negara Gagal Ketika Rakyat Ditekan dan Oligarki Diberi Hak Istimewa

    Ikuti Kami